Minggu, 12 Oktober 2014

Penyiapan Sarana dan Prasarana


pembenihan


Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:

a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan.
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 m2 dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah :
Ø  Suhu air berkisar antara 20-22˚C.
Ø  Kedalaman air 40-60 cm.
Ø  Dasar kolam sebaiknya berpasir.

b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan.


Luas kolam tidak lebih dari 50-100 m2. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/ m2. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

c) Kolam pembesaran.

Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:

1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 m /kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.

2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10
ekor/ m2.

3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 m2.

d) Kolam/tempat pemberokan.

Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.

2) Peralatan.

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah :
Ø  Warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm.
Ø  Ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan.
Ø  Keramba kemplung.
Ø  Keramba kupyak.
Ø  Fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat).
Ø  Kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat).
Ø  Hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih.
Ø  Ayakan penyabetan dari alumunium/bambu.
Ø  Oblok/delok (untuk pengangkut benih).
Ø  Sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas).
Ø  Anco/hanco (untuk menangkap ikan),
Ø  Lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
Ø  Scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
Ø  Seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
Ø  Jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3) Persiapan Media.

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2.

Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar